PERNYATAAN
KEASLIAN SKRIPSI
Dengan
penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa
skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, dibuat atau dibantu
orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya
batal demi hukum.
Makassar , Juli
2013
(
M U S T A K I M )
NIM
: 60300108008
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi
yang berjudul, “Pengaruh Penambahan
Air Kelapa terhadap Pertumbuhan Stek Mikro Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum L.) Secara In Vitro” yang disusun oleh Mustakim NIM: 60300108008, mahasiswa jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan
dipertahankan dalam sidang Munaqasyah
yang diselenggarakan pada hari Selasa, 09 juli 2013 bertepatan dengan 1 Ramadhan 1434 H dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sains Jurusan Biologi, dengan beberapa perbaikan.
Makassar, 09 Juli 2013 M
1 Ramadhan 1434 H
DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr. Muhammad Halifah Mustami, M.Pd.
Sekretaris : Fatmawati Nur, S.Si., M.Si.
Penguji I : Hartono, S.Si., S.Pd., M.Biotech
Penguji II : Hafsan, S.Si., M.Pd.
Penguji III : Zulfahmi Alwi, Ph.D.
Pembimbing I : Baiq Farhatul Wahidah, S.Si., M.Si
Pembimbing II : Masriany, S.Si., M.Si.
|
|
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dengan segala keterbatannya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penambahan Air Kelapa terhadap Pertumbuhan
Stek Mikro Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum L.) secara in Vitro”. Salawat
serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, para sahabatnya, alim ulama, dan orang-orang yang selalu
memperjuangkan kebenaran dan keadilan di bawah syariat islam sampai akhir
zaman.
Terima
kasih ku ucapkan kepada Ayahanda Basri (Almarhum) dan Ibunda Yuli yang
melahirkan atas cinta dan kasihnya mereka, membimbing akidahku dalam keluarga
sederhana, mengajarkan arti kejujuran, dan mendukung pendidikanku sampai saat
ini. Kepada kedua kakakku sekaligus sang motivatorku, Sitti SE. dan Sulhani
S.Si., kedua keponakanku Nurul Ikhfa dan Khaerunnisa yang kata mereka ingin
menjadikanku sebagai panutan, hehehe. Tapi mereka harus lebih baik dariku. Uchy
yang selalu hadir dalam suka dan dukaku, memperhatikan dan menyayangiku.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
serta do’a yang selalu teriring tidak lupa penulis hanturkan kepada:
1.
Prof. Dr. H.
Qadir Gassing, M.A. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar.
2. Dr. Muh. Khalifah Mustami, M. Pd., selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, beserta seluruh staff dan dosen yang ada
di lingkup Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.
3.
Fatmawati
Nur, S.Si., M.Si. dan Cut Muthiadin, S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan dan
Sekretaris Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.
4.
Baiq Farhatul Wahidah S.Si, M.Si selaku pembimbing I dan Masriany S.Si, M.Si selaku pembimbing II yang dengan ketulusan hatinya membimbing dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5.
Hartono, S.Si., S.Pd., M.Biotech, Hafsan, S.Si., M.Pd, Zulfahmi alwi. Phd, selaku tim penguji yang
telah memberikan arahan, masukan dan koreksi, sehingga skripsi ini menjadi
lebih baik.
6. Para Bapak/Ibu Dosen, Laboran serta staf yang berada dilingkup
jurusan Biologi yang banyak menginspirasi dan membagi ilmunya.
7.
Ir. Ali Imran, selaku Kepala Laboratorium Kultur Jaringan UPTD Balai Benih
Tanaman Hortikultura (BBTH), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Bapak Muh. Ikbal serta Bunda Darni,
K’ Frans, K’ Nini, Pak Bahar, K’ Ramlah, Pak Idris serta semua pegawai UPTD.
8.
Saudara
seperguruanku Adi Al Fauzy dan Muh. Said yang setia dalam hempasan ombak
perjalanan panjang mengarungi samudera kampus hijau.
9.
Keluaraga kecilku: tety, icha, nayah,
itha, sadikim yang meciptakan warna dalam kehidupanku serta seluruh masyarakat
BTN Patri Abdullah Permai yang menerima dan menjadikanku bagian masyarakatnya.
10. Teman-temanku
bio angkatan 08 yang mayoritas kaum hawa dan bebas seleksi alam: Chia, Bhya,
Ulfah, Nha2, Ismi, Bunda Umhy, Bunda Anhy tentara, Bunda Marni, Thyka vinote,
Anthy, dan Chepzount juga tawwa. Memilih jalan lain namun kuyakin masih
mencintai bio: Epe, Accank, Ekha Putra, Emha, dan Fhia yang masih eksis.
11. Senior-senior
yang mengajarkan arti lelaki sejati: Kanda Ali Malaka S.Si (Ketua Ikatan Alumni
BioSainTek periode 2012), Kanda Hasyim S.Si, Kanda Madi S.Si, Kanda Nain S. Si,
Kanda Aroel S.Si, Bung Apool S.Si, Anugrah Firmansyah S.Si. Serta adik-adik
angkatan bio09, bio010, bio11, bio12,dan bio13 yang membagi canda tawa pelipur
lara.
Kepada semua
pihak yang tidak mampu penulis sebut karena sebuah keterbatasan. Penulis hanya
mampu mendoakan kepada Allah SWT semoga limpahan berkah dan iman mengiringi
langkah mereka.
Memikirkan
akan keagungan Sang Pencipta alam semesta, merenungi segala kesalahan masa lalu
dan berniat melakukan kebajikan adalah hal paling bijak.
Wassalam ‘alaikukum wr wb.
Makassar, 7 July 2013
Penulis
MUSTAKIM
60300108008
Saat ini kentang menjadi komoditas
penting yang diprioritaskan di Indonesia setelah jagung dan kedelai (Direktorat Pengembangan
Potensi Daerah BKPM, 2013).
Pengembangan kentang melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi di
sentra-sentra produksi di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, dan
Sulawesi Selatan (Rukmana, 2000, 5).
Konsumsi
kentang di Indonesia pada tahun 2003 sebesar 1,61 kg/tahun, tahun 2004
meningkat menjadi 1,82 kg/tahun dan berturut-turut pada tahun 2005 dan 2006
menjadi 1,92 kg/tahun dan 1,66 kg/tahun. Hal ini terjadi juga pada volume
ekspor yang tiap tahun terjadi peningkatan. Volume ekspor pada tahun 2003
sebesar 19,012,711 kg, tahun 2005 meningkat menjadi 25,693,792 kg, dan tahun
2006 volume ekspor juga meningkat menjadi 97,657,771 kg. Produksi kentang di
Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1 juta ton yang mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya sebesar 0,08 juta ton (Departemen Pertanian, 2012).
Keterbatasan jumlah penangkar benih
kentang sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas yang
mengakibatkan
kebutuhan benih kentang belum dapat tercukupi. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan intensifikasi
budi daya kentang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sehingga produktivitas
lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas potensial
(Yuwono, 2006, 32).
Selain itu, sebagian besar petani menggunakan benih
umbi kentang dari generasi lanjutan, yaitu hasil panen yang sengaja disisihkan
atau sengaja disimpan untuk dimanfaatkan sebagai benih. Kondisi tersebut
disebabkan oleh mahalnya harga benih kentang bermutu, sementara harga kentang
konsumsi relatif rendah, sehingga petani kurang mampu membeli benih kentang
bermutu. Bahkan seringkali benih kentang belum cukup tersedia
di lapangan pada waktu diperlukan oleh petani (Asaad, 2012, 1).
Untuk
mendukung pengembangan komoditas kentang di Indonesia, diperlukan benih yang berkualitas dan bebas patogen.. Benih dengan sifat unggul tersebut dapat
diperoleh melalui kultur jaringan disertai dengan pengujian patogen secara
intensif (Hartus, 2001, 33).
Teknik
kultur jaringan merupakan metode pengisolasian bagian dari tanaman, seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan, dan organ, kemudian menumbuhkannya
dalam kondisi aseptik sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap (Gunawan,2002,6).
Manfaat
lain dari teknik kultur jaringan yakni menghasilkan tanaman yang bebas dari
penyakit, dan dalam waktu yang relatif singkat akan mendapatkan tanaman yang
banyak. Salah satu tahapan
penting pada pelaksanaan teknik kultur jaringan adalah persiapan
media. Media tumbuh
kultur jaringan mengandung
unsur - unsur penting berupa garam-garam mineral, sukrosa, vitamin, dan zat
pengatur tumbuh (ZPT). Bahan- bahan tersebut merupakan bahan esensial untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman ( Gunawan, 2002, 6).
Air kelapa yang volumenya berkisar antara 25 persen dari
komponen buah kelapa. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kelapa muda
kandungannya adalah air sebanyak 95,5 %, protein 0,1 %, lemak kurang dari 0,1
%, karbohidrat 4 %, dan abu 0,4 %. Air kelapa muda juga mengandung vitamin C dan vitamin B
komplek yang terdiri atas asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, asam folat,
vitamin B1 dan sedikit piridoksin serta sejumlah mineral antara lain kalium,
natrium, kalsium,magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur (Setyamidjaya,
1991,5).
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, yaitu penambahan air kelapa yang terdiri atas 4
(empat) taraf perlakuan. Dilakukan sebanyak 3 (tiga) ulangan yaitu:
TQ0 = Media MS tanpa air kelapa
TQ1 = Media MS + air kelapa 50 ml/ Liter
TQ2 = Media MS + air
kelapa 100 ml/ Liter
TQ3 = Media MS + air kelapa 150 ml/ Liter
Ket: TQ = Taqim
B.
Waktu dan Tempat
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2013 sampai 29 April 2013 di Laboratorium Botani Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.
C.
Variabel
Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas adalah volume air kelapa. Sedangkan
variabel terikat adalah pertumbuhan stek tanaman kentang.
D.
Definisi
Operasional Penelitian
1.
Stek mikro tanaman kentang didefinisikan
sebagai eksplan. Bagian yang diambil yakni 1 ruas setelah 1 ruas dari pucuk
tanaman kentang yang ditanam secara in vitro.
Eksplan yang digunakan memiliki panjang dan berat yang sama.
2.
Air kelapa
didefenisikan sebagai komposisi tambahan dalam medium yang mengandung zat
pengatur tumbuh dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
3.
Pertumbuhan
didefenisikan sebagai parameter terukur yang menunjukkan adanya pembentukan
akar, pembentukan daun, pertambahan tinggi planlet dan pertambahan berat
planlet.
E.
Ruang Lingkup
dan Batasan Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
a. Sumber eksplan tanaman kentang
diperoleh dari Laboratorium Kultur Jaringan
UPTD Balai Benih Tanaman Hortikultura (BBTH), Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura, Provinsi Sulawesi-Selatan.
b. Pertumbuhan kentang meliputi terbentuknya akar,
terbentuknya daun, bertambahnya tinggi dan bertambahnya berat planlet kentang.
2. Batasan Penelitian
a. Air kelapa yang digunakan adalah air kelapa muda. Berasal dari kelapa genjah berwarna
hijau dengan ciri-ciri kulit buah mulus dan licin, endospermnya masih lunak dan
tipis.
b. Parameter pertumbuhan tanaman kentang meliputi pembentukan
akar, pembentukan daun, pertambahan tinggi planlet dan pertambahan berat
planlet. Parameter yang diamati merupakan indikasi yang menunjukkan adanya
pertumbuhan yang terjadi pada tanaman kentang yang dikultur secara in vitro.
F.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laminar air flow cabinet, autoklaf, erlenmeyer, neraca analitik, botol kultur,
cawan petri, gelas ukur, labu takar, bunsen, pipet batang 10 ml, spoit 5 cc,
batang pengaduk, gelas piala, pinset, scalpel, pH meter statik, gunting,
saringan, botol sprayer, kompor gas, panci, lemari pendingin, rak kultur,
mistar, corong, ember, baskom, dan sikat tabung reaksi.
2.
Bahan-bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplan kentang, air kelapa dengan
konsentrasi yang bervariasi (50 ml,100 ml. 150 ml), aquades steril, gula pasir, media MS, larutan stok, alkohol 96% dan 70%, agar-agar,
kertas label, karet gelang, aluminium foil atau plastik bening, larutan HCL.
G.
Prosedur Kerja
1. Sterilisasi alat
Alat-alat yang
digunakan dalam penelitian ini harus steril seperti botol kultur, cawan petri,
gelas ukur, pinset, gunting, gagang skalpel, botol kosong, pipet, batang
pengaduk, dan erlenmeyer, dibungkus dengan kertas tebal lalu disterilkan dalam
otoklaf, aquades yang telah disaring juga disterilkan selama 15menit pada temperatur 1210C dan tekanan
mencapai 17,5 psi.
2. Pembuatan Larutan Stok
Untuk memudahkan
dalam pembuatan media maka perlu disediakan larutan stok sebagai bahan dasar
dalam pembuatan media MS, seperti larutan stok A, B, C, D, E, dan F
a.
Stok A (NH4
NO3)
Menimbang senyawa NH4NO3
sebanyak 82,50 gram, kemudian memasukkan kedalam labu takar yang sudah diisi
aquades ± 500 ml. Menambahkan aquades sehingga volume larutan bertambah menjadi
1 liter, setelah itu larutan tersebut dihomogengkan atau diaduk hingga merata,
kemudian memindahkan larutan tersebut kedalam botol yang berukuran 1-1,5 liter
dan ditutup dengan rapat serta memberikan label sesuai dengan namanya, larutan
tersebut bisa disimpan dalam suhu kamar, atau disimpan di dalam lemari es,
untuk membuat 1 liter media MS diperlukan 20 ml larutan stok A.
b.
Stok B (KNO3)
Menimbang senyawa KNO3 sebanyak 95 gram, kemudian
memasukkan kedalam labu takar yang sudah bersisi aquades ± 500 ml. Mengaduk hingga
merata dan menambahkan kembali aquades sehingga larutan tersebut mencapai
volume 1 liter. Memindahkan larutan tersebut kedalam botol yang berukuran 1-1,5
liter, menutupnya dengan rapat dan memberikan label sesuai dengan nama larutan
tersebut. Menyimpan dalam suhu kamar atau di dalam lemari es, untuk membuat 1
liter media MS diperlukan 20 ml larutan stok B.
c.
Stok C (H3 BO3,
KH2 PO4, CO Cl2 6H2O,
Na2 MoO4 2H2O, K1).
Menimbang kelima senyawa tersebut dengan
masing-masing berat timbangan 620 mg, 17.000 mg, 2,5 mg, 25 mg, 83 mg, kemudian
memasukkan kedalam labu takar yang sudah diisi aquades ± 500 ml lalu diaduk
hingga merata, setelah itu ditambahkan lagi larutan aquades sehingga larutan
tersebut mencapai volume 1 liter, memindahkan kedalam botol yang berukuran
1-1,5 ml, dan menutupnya dengan rapat. Larutan tersebut diberi label sesuai
dengan nama larutannya kemudian disimpan pada suhu kamar atau disimpan di dalam
lemari es, untuk membuat 1 liter media MS diperlukan 10 ml larutan stok C.
d. Stok D (Ca Cl2, 2H2O)
Menimbang senyawa Ca Cl2, 2H2O
sebanyak 44.000 mg/l, pada persenyawaan kalsium klorida membebaskan kalor jika
dilarutkan ke dalam air sehingga sebelum ditempatkan volumenya dibiarkan
larutan tersebut dingin mencapai pada suhu kamar, untuk membuat satu liter
media MS mengambil 10 ml larutan stok D.
e. Stok E (MgSO4 7H2O,
Zn SO4 7H2O, CuSO4 5H2O,
Mn SO4).
Menimbang keempat senyawa tersebut dengan
masing-masing berat MgSO4 7H2O = 37.000 mg, Zn
SO4 7H2O = 860 mg, CaSO4 5H2O
= 2,5 mg, Mn SO4 = 2.250 mg. Memasukkan masing-masung senyawa
tersebut kedalam labu erlenmeyer yang sudah berisi aquades ± 500 ml, mengaduk
hingga rata, dan menambahkan kembali aquades sehingga larutan tersebut mencapai
volume 1 liter, kemudian menutupnya dengan rapat dan disimpan pada suhu kamar
atau disimpan di dalam lemari es, untuk membuat media MS 1 liter diperlukan
larutan stok E 10 ml.
f. Stok F (Na2 EDta, FeSO4 7H2O)
Menimbang senyawa Na2 EDta = 3.730 mg dan FeSO4
7H2O = 2.780 mg secara terpisah, memasukkan ke dalam
gelas piala yang sudah diisi aquades ± 500 ml lalu dipanaskan hingga mencapai
suhu 60oC kemudian didinginkan di dalam labu erlenmeyer serta diaduk
merata dan ditambahkan aquades sehingga larutan tersebut mencapai volume 1
liter. Larutan ini dibungkus dengan aluminium foil dan disimpan di dalam lemari
es, untuk membuat 1 liter media MS diperlukan larutan stok F 10 ml.
g. Stok Vitamin (G)
Menimbang senyawa Thiamine = 100 mg, Pyridoxin HCL =
500 mg, Glycine = 2000 mg, Nacin / Nicotinic Acid 500 mg, kemudian ke empat
senyawa tersebut dilarutkan satu persatu dan dicampur dalam labu erlenmeyer
dengan menambahkan aquades sehingga volumenya mencapai 1 liter. Larutan
tersebut diberi label dan disimpan di dalam lemari es, untuk membuat satu liter
media MS diperlukan larutan stok G 1 ml.
3. Pembuatan Media
Media kultur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Medium Murashige dan Skoog (MS) yang ditambahkan air kelapa dengan volume yang
berbeda-beda,yakni 50 mL/L, 100 ml/L, dan 150 ml/L. Media dibagi menjadi 4
taraf perlakuan, untuk pembuatan media masing-masing larutan stok dipipet
berdasarkan volume yang diperlukan dan memasukkan kedalam labu takar serta
menambahkan gula sebanyak 30 g/L yang dilarutkan didalam gelas piala yang
berkapasitas 1000 ml.
Semua
larutan yang sudah diukur volumenya digabungkan di dalam gelas piala dan diatur
pH antara 5,6 – 5,8. Agar –agar 7 g/L
dimasukkan ke dalam gelas piala yang sudah ada campuran senyawa lain
kemudian dipanaskan dan diaduk sampai
merata sehingga media tersebut kelihatan jernih atau betul-betul sudah siap
untuk dituangkan ke dalam botol-botol kultur, setiap botol kultur ketebalan medianya
20 ml perbotolnya, setelah dituangkan, botol kultur ditutup dengan plastik
bening dan pada leher botol diikat dengan karet gelang, selanjutnya disterilkan
dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC dan
tekanan 17 psi.
4. Pengambilan eksplan
Planlet di keluarkan
dari botol kultur. Kemudian di letakkan pada cawan petri yang telah dilapisi
dengan tissue steril. Selanjutnya dilakukan penyetekan/pemotongan eksplan
dengan memotong sebanyak 1 ruas setelah ruas pertama atau pucuk planlet. Setelah
penyetekan, maka selanjutnya eksplan di timbang pada neraca analitik yang telah
di sterilkan. Sebaiknya pada tahap penimbangan jangan terlalu lama untuk
menghindari kelayuan pada eksplan. Eksplan yang akan di inisiasikan harus
memiliki panjang maupun berat yang sama.
5. Penanaman
Penanaman dilakukan diruang penabur dan terdapat
Laminar Air Flow Cabinet (LAF).
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu tempat yang kita gunakan harus
disterilkan guna untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada media dan eksplan
tersebut. Hal pertama yang dilakukan adalah mengaktifkan Blower pada Laminar Air Flow Cabinet, kemudian
menyemprotkan permukaan LAF dengan larutan alkohol 70% dan membersihkannya
dengan tissu steril. Selanjutnya menyalakan lampu ultra violet (UV) selama 60
menit untuk mematikan kontaminasi yang ada pada area kerja. Selain dari Laminar Air Flow Cabinet peralatan yang
digunakan dalam tahap inisiasi ini uga harus disterilkan seperti pinset,
scapel, dan gunting dengan merendam di dalam alkohol 90%.
Dengan menggunakan pinset, eksplan kentang di
inokulasikan kedalam media tumbuh yang sudah disiapkan, setelah dilakukan
inokulasi maka bagian mulut botol kultur
harus ditutup dengan menggunakan plastic
bening dan memberikan label sesuai
dengan perlakuan, dan menyimpannya ke dalam ruangan inkubator dengan suhu
ruangan kultur 210 C.
H.
Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan
terhadap komponen pertumbuhan sebagai parameter yang diukur, yaitu sebagai
berikut:
1.
Pembentukan Akar
Menghitung semua jumlah akar yang terbentuk dengan
cara, planlet dikeluarkan dari botol kemudian dihitung pada akhir pengamatan
selama masa pertumbuhan 4 minggu atau 1 bulan.
2.
Pembentukan Daun
Menghitung semua jumlah daun yang terbentuk dengan
cara, planlet dikeluarkan dari botol kemudian dihitung pada akhir pengamatan
selama masa pertumbuhan 4 minggu atau 1 bulan.
3.
Pertambahan Tinggi Planlet (cm)
Mengukur tinggi planlet dengan menggunakan benang
mulai dari pangkal batang yang berbatasan dengan pangkal akar sampai pada ujung
batang, setelah pengukuran batang selesai dengan menggukan benang selanjutnya
benang tersebut diukur dengan menggunakan mistar ukur kemudian mencatat hasil
pengukuran ke dalam tabel pengamatan.
4. Pertambahan Berat Planlet (gr)
Menimbang planlet beserta akarnya dengan menggunakan neraca
analitik. Mencatat hasil penimbangan ke buku catatan pengamatan.
I.
Teknik Analisa
Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisa
dengan statistik inferensial yaitu uji-F (Varians) untuk mengetahui pengaruh penambahan air
kelapa pada pertumbuhan tanaman kentang, jika
menunjukkan hasil yang signifikan, maka dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata
Jujur). Uji BNJ dilakukan untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan hasil
terbaik.
Rumus
Uji BNJ adalah sebagai berikut :
dimana :
Qα(p.v) : nilai baku q
pada taraf uji α,
p
: jumlah perlakuan,
v : derajat bebas
galat.
Berdasarkan beberapa ayat al-Quran menjelaskan tentang turunnya air hujan yang
mampu menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia.
Hal tersebut menggambarkan bahwa islam adalah ajaran yang bukan hanya
mengedepankan aspek spiritual namun juga sangat memperhatikan aspek sains,
seperti tercermin dalam al-Qur’an surah al-Qaaf: 5 dan al-Mu’minuun: 18-20.
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penambahan
air kelapa terhadap pertumbuhan stek mikro tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) memberikan pengaruh nyata terhadap parameter
yang diamati yakni, pembentukan jumlah akar, jumlah daun, tinggi planlet, dan
berat planlet.
2. Perlakuan
dengan penambahan volume air kelapa sebesar 150 ml/l pada media MS memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan stek mikro tanaman kentang ( Solanum
tuberosum L.) secara in vitro.