Selasa, 04 Maret 2014

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, dibuat atau dibantu orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.


Makassar ,     Juli  2013


( M U S T A K I M )
NIM : 60300108008
 
 
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul, “Pengaruh Penambahan Air Kelapa terhadap Pertumbuhan Stek Mikro Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Secara In Vitro  yang  disusun  oleh  Mustakim  NIM: 60300108008, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan  dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Selasa, 09 juli 2013 bertepatan dengan  1 Ramadhan 1434 H dinyatakan telah dapat  diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Jurusan Biologi, dengan beberapa perbaikan.
       Makassar, 09 Juli 2013 M
                                                                                         1 Ramadhan 1434 H

DEWAN PENGUJI
Ketua                    :  Dr. Muhammad Halifah Mustami, M.Pd.
Sekretaris              :  Fatmawati Nur, S.Si., M.Si.                        
Penguji I               :  Hartono, S.Si., S.Pd., M.Biotech                 
Penguji II              :  Hafsan, S.Si., M.Pd.                                    
Penguji III             :  Zulfahmi Alwi, Ph.D.                                  
Pembimbing I       :  Baiq Farhatul Wahidah, S.Si., M.Si            
Pembimbing II      :  Masriany, S.Si., M.Si.                                   
Diketahui oleh:
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar


Dr. Muh. Halifah Mustami, M.Pd.     
NIP : 19711204 200003 1 001
     
 

 
 


KATA PENGANTAR

 
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dengan segala keterbatannya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penambahan Air Kelapa terhadap Pertumbuhan Stek Mikro Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) secara in Vitro”. Salawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, alim ulama, dan orang-orang yang selalu memperjuangkan kebenaran dan keadilan di bawah syariat islam sampai akhir zaman.
Terima kasih ku ucapkan kepada Ayahanda Basri (Almarhum) dan Ibunda Yuli yang melahirkan atas cinta dan kasihnya mereka, membimbing akidahku dalam keluarga sederhana, mengajarkan arti kejujuran, dan mendukung pendidikanku sampai saat ini. Kepada kedua kakakku sekaligus sang motivatorku, Sitti SE. dan Sulhani S.Si., kedua keponakanku Nurul Ikhfa dan Khaerunnisa yang kata mereka ingin menjadikanku sebagai panutan, hehehe. Tapi mereka harus lebih baik dariku. Uchy yang selalu hadir dalam suka dan dukaku, memperhatikan dan menyayangiku.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta do’a yang selalu teriring tidak lupa penulis hanturkan kepada:
1.     Prof. Dr. H. Qadir Gassing, M.A. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar.
2.     Dr. Muh. Khalifah Mustami, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, beserta seluruh staff dan dosen yang ada di lingkup Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.
3.     Fatmawati Nur, S.Si., M.Si. dan Cut Muthiadin, S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.
4.     Baiq Farhatul Wahidah S.Si, M.Si selaku pembimbing I dan Masriany S.Si, M.Si selaku pembimbing II yang dengan ketulusan hatinya membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.    Hartono, S.Si., S.Pd., M.Biotech, Hafsan, S.Si., M.Pd, Zulfahmi alwi. Phd, selaku tim penguji yang telah memberikan arahan, masukan dan koreksi, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6.     Para Bapak/Ibu Dosen, Laboran serta staf yang berada dilingkup jurusan Biologi yang banyak menginspirasi dan membagi ilmunya.
7.     Ir. Ali Imran, selaku Kepala Laboratorium Kultur Jaringan UPTD Balai Benih Tanaman Hortikultura (BBTH), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Bapak Muh. Ikbal serta Bunda Darni, K’ Frans, K’ Nini, Pak Bahar, K’ Ramlah, Pak Idris serta semua pegawai UPTD.
8.     Saudara seperguruanku Adi Al Fauzy dan Muh. Said yang setia dalam hempasan ombak perjalanan panjang mengarungi samudera kampus hijau.
9.     Keluaraga kecilku: tety, icha, nayah, itha, sadikim yang meciptakan warna dalam kehidupanku serta seluruh masyarakat BTN Patri Abdullah Permai yang menerima dan menjadikanku bagian masyarakatnya.
10.  Teman-temanku bio angkatan 08 yang mayoritas kaum hawa dan bebas seleksi alam: Chia, Bhya, Ulfah, Nha2, Ismi, Bunda Umhy, Bunda Anhy tentara, Bunda Marni, Thyka vinote, Anthy, dan Chepzount juga tawwa. Memilih jalan lain namun kuyakin masih mencintai bio: Epe, Accank, Ekha Putra, Emha, dan Fhia yang masih eksis.
11.  Senior-senior yang mengajarkan arti lelaki sejati: Kanda Ali Malaka S.Si (Ketua Ikatan Alumni BioSainTek periode 2012), Kanda Hasyim S.Si, Kanda Madi S.Si, Kanda Nain S. Si, Kanda Aroel S.Si, Bung Apool S.Si, Anugrah Firmansyah S.Si. Serta adik-adik angkatan bio09, bio010, bio11, bio12,dan bio13 yang membagi canda tawa pelipur lara.
Kepada semua pihak yang tidak mampu penulis sebut karena sebuah keterbatasan. Penulis hanya mampu mendoakan kepada Allah SWT semoga limpahan berkah dan iman mengiringi langkah mereka.
Memikirkan akan keagungan Sang Pencipta alam semesta, merenungi segala kesalahan masa lalu dan berniat melakukan kebajikan adalah hal paling bijak.

Wassalam ‘alaikukum wr wb.
Makassar, 7 July 2013
Penulis





MUSTAKIM
60300108008






Saat ini kentang menjadi komoditas penting yang diprioritaskan di Indonesia setelah jagung dan kedelai  (Direktorat Pengembangan Potensi Daerah BKPM, 2013). Pengembangan kentang melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi di sentra-sentra produksi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, dan Sulawesi Selatan (Rukmana, 2000, 5).
Konsumsi  kentang di Indonesia pada tahun 2003 sebesar 1,61 kg/tahun, tahun 2004 meningkat menjadi 1,82 kg/tahun dan berturut-turut pada tahun 2005 dan 2006 menjadi 1,92 kg/tahun dan 1,66 kg/tahun. Hal ini terjadi juga pada volume ekspor yang tiap tahun terjadi peningkatan. Volume ekspor pada tahun 2003 sebesar 19,012,711 kg, tahun 2005 meningkat menjadi 25,693,792 kg, dan tahun 2006 volume ekspor juga meningkat menjadi 97,657,771 kg. Produksi kentang di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1 juta ton yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,08 juta ton (Departemen Pertanian, 2012).
Keterbatasan jumlah penangkar benih kentang sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas  yang mengakibatkan kebutuhan benih kentang belum dapat tercukupi. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan intensifikasi budi daya kentang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sehingga produktivitas lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas potensial (Yuwono, 2006, 32).
Selain itu, sebagian besar petani menggunakan benih umbi kentang dari generasi lanjutan, yaitu hasil panen yang sengaja disisihkan atau sengaja disimpan untuk dimanfaatkan sebagai benih. Kondisi tersebut disebabkan oleh mahalnya harga benih kentang bermutu, sementara harga kentang konsumsi relatif rendah, sehingga petani kurang mampu membeli benih kentang bermutu. Bahkan  seringkali benih kentang belum cukup tersedia di lapangan pada waktu diperlukan oleh petani (Asaad, 2012, 1).
Untuk mendukung pengembangan komoditas kentang di Indonesia, diperlukan benih yang berkualitas dan bebas patogen.. Benih dengan sifat unggul tersebut dapat diperoleh melalui kultur jaringan disertai dengan pengujian patogen secara intensif (Hartus, 2001, 33).
Teknik kultur jaringan merupakan metode pengisolasian bagian dari tanaman, seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan, dan organ, kemudian menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga bagian tanaman tersebut  dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap (Gunawan,2002,6).
Manfaat lain dari teknik kultur jaringan yakni menghasilkan tanaman yang bebas dari penyakit, dan dalam waktu yang relatif singkat akan mendapatkan tanaman yang banyak. Salah satu tahapan penting pada pelaksanaan teknik kultur jaringan adalah persiapan media. Media tumbuh kultur jaringan mengandung unsur - unsur penting berupa garam-garam mineral, sukrosa, vitamin, dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Bahan- bahan tersebut merupakan bahan esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ( Gunawan, 2002, 6).
Air kelapa yang volumenya berkisar antara 25 persen dari komponen buah kelapa. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kelapa muda kandungannya adalah air sebanyak 95,5 %, protein 0,1 %, lemak kurang dari 0,1 %, karbohidrat 4 %, dan abu 0,4 %. Air kelapa muda  juga mengandung vitamin C dan vitamin B komplek yang terdiri atas asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, asam folat, vitamin B1 dan sedikit piridoksin serta sejumlah mineral antara lain kalium, natrium, kalsium,magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur (Setyamidjaya, 1991,5).

METODOLOGI PENELITIAN


A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  satu faktor, yaitu  penambahan air kelapa yang terdiri atas 4 (empat) taraf perlakuan. Dilakukan sebanyak 3 (tiga) ulangan yaitu: 
TQ0 = Media MS tanpa air kelapa
TQ1 = Media MS + air kelapa 50 ml/ Liter
            TQ2 = Media MS + air kelapa 100 ml/ Liter
TQ3 = Media MS + air kelapa 150 ml/ Liter
Ket: TQ = Taqim
B.    Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret  2013 sampai 29 April  2013 di Laboratorium Botani Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.
C.    Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah volume air kelapa. Sedangkan variabel terikat adalah pertumbuhan stek tanaman kentang.
D.    Definisi Operasional Penelitian
1.     Stek mikro tanaman kentang didefinisikan sebagai eksplan. Bagian yang diambil yakni 1 ruas setelah 1 ruas dari pucuk tanaman kentang yang ditanam secara in vitro. Eksplan yang digunakan memiliki panjang dan berat yang sama.
2.     Air kelapa didefenisikan sebagai komposisi tambahan dalam medium yang mengandung zat pengatur tumbuh dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
3.     Pertumbuhan didefenisikan sebagai parameter terukur yang menunjukkan adanya pembentukan akar, pembentukan daun, pertambahan tinggi planlet dan pertambahan berat planlet.




E.    Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
1.     Ruang Lingkup Penelitian
a.      Sumber eksplan tanaman kentang diperoleh dari Laboratorium Kultur Jaringan  UPTD Balai Benih Tanaman Hortikultura (BBTH), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Sulawesi-Selatan.
b.     Pertumbuhan kentang meliputi terbentuknya akar, terbentuknya daun, bertambahnya tinggi dan bertambahnya berat planlet kentang.
2.     Batasan Penelitian
a.      Air kelapa yang digunakan adalah air kelapa muda. Berasal dari kelapa genjah berwarna hijau dengan ciri-ciri kulit buah mulus dan licin, endospermnya masih lunak dan tipis.
b.     Parameter pertumbuhan tanaman kentang meliputi pembentukan akar, pembentukan daun, pertambahan tinggi planlet dan pertambahan berat planlet. Parameter yang diamati merupakan indikasi yang menunjukkan adanya pertumbuhan yang terjadi pada tanaman kentang yang dikultur secara in vitro.
F.    Alat dan Bahan
1.     Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laminar air flow cabinet, autoklaf, erlenmeyer, neraca analitik, botol kultur, cawan petri, gelas ukur, labu takar, bunsen, pipet batang 10 ml, spoit 5 cc, batang pengaduk, gelas piala, pinset, scalpel, pH meter statik, gunting, saringan, botol sprayer, kompor gas, panci, lemari pendingin, rak kultur, mistar, corong, ember, baskom, dan sikat tabung reaksi.
2.     Bahan-bahan
            Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplan kentang, air kelapa dengan konsentrasi yang bervariasi (50 ml,100 ml. 150 ml),  aquades steril, gula pasir, media MS,  larutan stok, alkohol 96% dan 70%, agar-agar, kertas label, karet gelang, aluminium foil atau plastik bening, larutan HCL.
G.    Prosedur Kerja
1.     Sterilisasi alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini harus steril seperti botol kultur, cawan petri, gelas ukur, pinset, gunting, gagang skalpel, botol kosong, pipet, batang pengaduk, dan erlenmeyer, dibungkus dengan kertas tebal lalu disterilkan dalam otoklaf, aquades yang telah disaring juga disterilkan selama 15menit  pada temperatur 1210C dan tekanan mencapai 17,5 psi.
2.     Pembuatan Larutan Stok
Untuk memudahkan dalam pembuatan media maka perlu disediakan larutan stok sebagai bahan dasar dalam pembuatan media MS, seperti larutan stok A, B, C, D, E, dan F
a.        Stok A (NH4 NO3)
Menimbang senyawa NH4NO3 sebanyak 82,50 gram, kemudian memasukkan kedalam labu takar yang sudah diisi aquades ± 500 ml. Menambahkan aquades sehingga volume larutan bertambah menjadi 1 liter, setelah itu larutan tersebut dihomogengkan atau diaduk hingga merata, kemudian memindahkan larutan tersebut kedalam botol yang berukuran 1-1,5 liter dan ditutup dengan rapat serta memberikan label sesuai dengan namanya, larutan tersebut bisa disimpan dalam suhu kamar, atau disimpan di dalam lemari es, untuk membuat 1 liter media MS diperlukan 20 ml larutan stok A.
b.        Stok B (KNO3)
Menimbang senyawa KNO3 sebanyak 95 gram, kemudian memasukkan kedalam labu takar yang sudah bersisi aquades ± 500 ml. Mengaduk hingga merata dan menambahkan kembali aquades sehingga larutan tersebut mencapai volume 1 liter. Memindahkan larutan tersebut kedalam botol yang berukuran 1-1,5 liter, menutupnya dengan rapat dan memberikan label sesuai dengan nama larutan tersebut. Menyimpan dalam suhu kamar atau di dalam lemari es, untuk membuat 1 liter media MS diperlukan 20 ml larutan stok B.
c.        Stok C (H3 BO3, KH2 PO4, CO Cl2 6H2O, Na2 MoO4 2H2O, K1).
Menimbang kelima senyawa tersebut dengan masing-masing berat timbangan 620 mg, 17.000 mg, 2,5 mg, 25 mg, 83 mg, kemudian memasukkan kedalam labu takar yang sudah diisi aquades ± 500 ml lalu diaduk hingga merata, setelah itu ditambahkan lagi larutan aquades sehingga larutan tersebut mencapai volume 1 liter, memindahkan kedalam botol yang berukuran 1-1,5 ml, dan menutupnya dengan rapat. Larutan tersebut diberi label sesuai dengan nama larutannya kemudian disimpan pada suhu kamar atau disimpan di dalam lemari es, untuk membuat 1 liter media MS diperlukan 10 ml larutan stok C.
d.     Stok D (Ca Cl2, 2H2O)
Menimbang senyawa Ca Cl2, 2H2O sebanyak 44.000 mg/l, pada persenyawaan kalsium klorida membebaskan kalor jika dilarutkan ke dalam air sehingga sebelum ditempatkan volumenya dibiarkan larutan tersebut dingin mencapai pada suhu kamar, untuk membuat satu liter media MS mengambil 10 ml larutan stok D.
e.      Stok E (MgSO4 7H2O, Zn SO4 7H2O, CuSO4 5H2O, Mn SO4).
Menimbang keempat senyawa tersebut dengan masing-masing berat MgSO4 7H2O = 37.000 mg, Zn SO4 7H2O = 860 mg, CaSO4 5H2O = 2,5 mg, Mn SO4 = 2.250 mg. Memasukkan masing-masung senyawa tersebut kedalam labu erlenmeyer yang sudah berisi aquades ± 500 ml, mengaduk hingga rata, dan menambahkan kembali aquades sehingga larutan tersebut mencapai volume 1 liter, kemudian menutupnya dengan rapat dan disimpan pada suhu kamar atau disimpan di dalam lemari es, untuk membuat media MS 1 liter diperlukan larutan stok E 10 ml.
f.      Stok F (Na2 EDta, FeSO4 7H2O)
Menimbang senyawa Na2 EDta = 3.730 mg dan FeSO4 7H2O = 2.780 mg secara terpisah, memasukkan ke dalam gelas piala yang sudah diisi aquades ± 500 ml lalu dipanaskan hingga mencapai suhu 60oC kemudian didinginkan di dalam labu erlenmeyer serta diaduk merata dan ditambahkan aquades sehingga larutan tersebut mencapai volume 1 liter. Larutan ini dibungkus dengan aluminium foil dan disimpan di dalam lemari es, untuk membuat 1 liter media MS diperlukan larutan stok F 10 ml.
g.     Stok Vitamin (G)
Menimbang senyawa Thiamine = 100 mg, Pyridoxin HCL = 500 mg, Glycine = 2000 mg, Nacin / Nicotinic Acid 500 mg, kemudian ke empat senyawa tersebut dilarutkan satu persatu dan dicampur dalam labu erlenmeyer dengan menambahkan aquades sehingga volumenya mencapai 1 liter. Larutan tersebut diberi label dan disimpan di dalam lemari es, untuk membuat satu liter media MS diperlukan larutan stok G 1 ml.
3.       Pembuatan Media
Media kultur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Medium Murashige dan Skoog (MS) yang ditambahkan  air kelapa dengan volume yang berbeda-beda,yakni 50 mL/L, 100 ml/L, dan 150 ml/L. Media dibagi menjadi 4 taraf perlakuan, untuk pembuatan media masing-masing larutan stok dipipet berdasarkan volume yang diperlukan dan memasukkan kedalam labu takar serta menambahkan gula sebanyak 30 g/L yang dilarutkan didalam gelas piala yang berkapasitas 1000 ml.
Semua larutan yang sudah diukur volumenya digabungkan di dalam gelas piala dan diatur pH antara 5,6 – 5,8. Agar –agar 7  g/L dimasukkan ke dalam gelas piala yang sudah ada campuran senyawa lain kemudian  dipanaskan dan diaduk sampai merata sehingga media tersebut kelihatan jernih atau betul-betul sudah siap untuk dituangkan ke dalam botol-botol kultur, setiap botol kultur ketebalan medianya 20 ml perbotolnya, setelah dituangkan, botol kultur ditutup dengan plastik bening dan pada leher botol diikat dengan karet gelang, selanjutnya disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC dan tekanan 17 psi.
4.    Pengambilan eksplan
Planlet di keluarkan dari botol kultur. Kemudian di letakkan pada cawan petri yang telah dilapisi dengan tissue steril. Selanjutnya dilakukan penyetekan/pemotongan eksplan dengan memotong sebanyak 1 ruas setelah ruas pertama atau pucuk planlet. Setelah penyetekan, maka selanjutnya eksplan di timbang pada neraca analitik yang telah di sterilkan. Sebaiknya pada tahap penimbangan jangan terlalu lama untuk menghindari kelayuan pada eksplan. Eksplan yang akan di inisiasikan harus memiliki panjang maupun berat yang sama.
5.  Penanaman
Penanaman dilakukan diruang penabur  dan terdapat  Laminar Air Flow Cabinet (LAF). Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu tempat yang kita gunakan harus disterilkan guna untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada media dan eksplan tersebut. Hal pertama yang dilakukan adalah mengaktifkan Blower pada Laminar Air Flow Cabinet, kemudian menyemprotkan permukaan LAF dengan larutan alkohol 70% dan membersihkannya dengan tissu steril. Selanjutnya menyalakan lampu ultra violet (UV) selama 60 menit untuk mematikan kontaminasi yang ada pada area kerja. Selain dari Laminar Air Flow Cabinet peralatan yang digunakan dalam tahap inisiasi ini uga harus disterilkan seperti pinset, scapel, dan gunting dengan merendam di dalam alkohol 90%.
Dengan menggunakan pinset, eksplan kentang di inokulasikan kedalam media tumbuh yang sudah disiapkan, setelah dilakukan inokulasi  maka bagian mulut botol kultur harus ditutup dengan menggunakan  plastic bening  dan memberikan label sesuai dengan perlakuan, dan menyimpannya ke dalam ruangan inkubator dengan suhu ruangan kultur 210 C.
H.   Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan terhadap komponen pertumbuhan sebagai parameter yang diukur, yaitu sebagai berikut:
1.      Pembentukan Akar
Menghitung semua jumlah akar yang terbentuk dengan cara, planlet dikeluarkan dari botol kemudian dihitung pada akhir pengamatan selama masa pertumbuhan 4 minggu atau 1 bulan.



2.      Pembentukan Daun
Menghitung semua jumlah daun yang terbentuk dengan cara, planlet dikeluarkan dari botol kemudian dihitung pada akhir pengamatan selama masa pertumbuhan 4 minggu atau 1 bulan.
3.      Pertambahan Tinggi Planlet (cm)
Mengukur tinggi planlet dengan menggunakan benang mulai dari pangkal batang yang berbatasan dengan pangkal akar sampai pada ujung batang, setelah pengukuran batang selesai dengan menggukan benang selanjutnya benang tersebut diukur dengan menggunakan mistar ukur kemudian mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan.
4.       Pertambahan Berat Planlet (gr)
          Menimbang planlet beserta akarnya dengan menggunakan neraca analitik. Mencatat hasil penimbangan ke buku catatan pengamatan.
I.      Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisa dengan statistik inferensial yaitu uji-F (Varians) untuk mengetahui pengaruh penambahan air kelapa pada pertumbuhan tanaman kentang, jika menunjukkan hasil yang signifikan, maka dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur). Uji BNJ dilakukan untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan hasil terbaik. 




Rumus Uji BNJ adalah sebagai berikut :
Rounded Rectangle: ώα = Qα(p.v) . Sy
               Sy = √ KTG/r  


 


dimana :
 Qα(p.v) : nilai baku q pada taraf uji α,
p          : jumlah perlakuan,
v          : derajat bebas galat.

 
Berdasarkan beberapa ayat al-Quran  menjelaskan tentang turunnya air hujan yang mampu menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia. Hal tersebut menggambarkan bahwa islam adalah ajaran yang bukan hanya mengedepankan aspek spiritual namun juga sangat memperhatikan aspek sains, seperti tercermin dalam al-Qur’an surah al-Qaaf: 5 dan  al-Mu’minuun: 18-20.
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Penambahan air kelapa terhadap pertumbuhan stek mikro tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) memberikan pengaruh nyata terhadap parameter yang diamati yakni, pembentukan jumlah akar, jumlah daun, tinggi planlet, dan berat planlet.
2.     Perlakuan dengan penambahan volume air kelapa sebesar 150 ml/l pada media MS memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan stek mikro tanaman kentang ( Solanum tuberosum L.) secara in vitro.